CENDIKIAWAN MUSLIM

Cendikiawan artinya orang yang cerdik pandai. Cendikiawan Muslim yaitu orang Islam yang cerdik dan pandai dalam hal ilmu pengetahuan yang didasarkan kepada ajaran Islam. Cendikiawan Muslim disebut juga ulama atau sarjana Islam. Ajaran Islam mewajibkan menuntut ilmu kepada umatnya, baik ilmu yang bersifat agama (diniyah) maupun yang bersifat keduniaan (duniawiyah). Ilmu yang sifatnya diniyah, seperti ilmu tauhid, ibadah (fikih), akhlaq, tafsir Al Quran, Al Hadist, tarikh (sejarah Islam) dan sebagainya. Hukum menuntut ilmu-ilmu itu termasuk fardhu ‘ain, yaitu kewajiban setiap pribadi Muslim; berdosa apabila ditinggalkan. Manfaat ilmu-ilmu tersebut adalah untuk ibadah kepada Allah SWT, karena ibadah yang benar adalah yang dilandasi ilmu.


Sabda Rosulullah SAW:
طُلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلاَ كُلِّ مُسْلِمٍ وَ مُسْلِمَةٌ
“ Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim dan muslimah”
(H.R. Ibnu Abdil Barr)

Antara ilmu yang bersifat diniyah dengan ilmu duniawiyah satu sama lain saling berkait, satu dengan yang lain saling mendukung. Perhatikan kata-kata Albert Einstein (1879-1955), ilmuwan besar abad dua puluh:
“ Agama tanpa ilmu buta, ilmu tanpa agama lumpuh”
Menurut ilmu yang sifatnya duniawiyah, seperti matematika, biologi, ilmu tehnik, pertanian dan kedokteran, hukumnya fardhu kifayah. Maksudnya, kewajiban yang dibebankan hanya kepada orang (kelompok) tertentu. Termasuk berdosa apabila tidak ada seorang muslim pun yang mempelajarinya. Kegunaan ilmu-ilmu itu adalah untuk kesejahteraan manusia.
Akibat kewajiban menuntut ilmu, munculah sarjana-sarjana muslim, dalam berbagai disiplin ilmu, baik ilmu-ilmu agama maupun ilmu pengetahuan lainnya.
A.    Tokoh-tokoh dibidang ilmu agama
Dalam waktu yang tidak lama, agama islam telah tersebar ke seluruh dunia. Sejalan dengan itu, untuk lebih memudahkan dan mengamalkan ajaran Islam, para ulama telah menyusun berbagai ilmu agama, seperti dalam ilmu tauhid, fiqih dan akhlaq. Dalam penyusunan ilmu-ilmu itu, para ulama tetap berpatokan pada tuntunan al Quran dan sunnah Rasulullah SAW.
1.      Tauhid
Ilmu tauhid adalah ilmu yang membahas tntang keesaan Allah SWT, disebut juga ilmu aqidah atau ushuludin. Tokohnya adalah Abu Hasan al Asyari (wafat tahun 913 M) dan Abu Manshur al Maturidy (875-944). Kedua ulama tersebut lebih dikenal dengan pelopor “Ahlu Sunnah wal Jama’ah” yang berpandangan bahwa segala macam ibadah harus dikembalikan kepada ketentuan Sunnah Rasulullah.
a.       Abu Hasan al Asyari
Namanya Abul al-Hasan Ali bin Ismail al-Asy'ari keturunan dari Abu Musa al Asyari, salah seorang perantara dalam sengketa antara Ali bin Abi Thalib dan Mu’awiyah. Al-Asy'ari lahir tahun 260 H/873 M dan wafat pada tahun 324 H/935 M Al-Asy'ari lahir di Basrah, namun sebagian besar hidupnya di Baghdad. pada waktu kecilnya ia berguru pada seorang Mu’tazilah terkenal, yaitu al Jubbai, mempelajari ajaran-ajaran Muktazilah dan mendalaminya. Aliran ini diikutinya terus ampai berusia 40 tahun, dan tidak sedikit dari hidupnya digunakan untuk mengarang buku-buku kemuktazilahan. namun pada tahun 912 dia mengumumkan keluar dari paham Mu'tazilah, dan mendirikan teologi baru yang kemudian dikenal sebagai Asy’ariah.Ketika mencapai usia 40 tahun ia bersembunyi di rumahnya selama 15 hari, kemudian pergi ke Masjid Basrah. Di depan banyak orang ia menyatakan bahwa ia mula-mula mengatakan bahwa Quran adalah makhluk; Allah Swt tidak dapat dilihat mata kepala; perbuatan buruk adalah manusia sendiri yang memperbuatnya (semua pendapat aliran Muktazilah). Kemudian ia mengatakan: "saya tidak lagi memegangi pendapat-pendapat tersebut; saya harus menolak paham-paham orang Muktazilah dan menunjukkan keburukan-keburukan dan kelemahan-kelemahanya".Beliau cenderung kepada pemikiran Aqidah Ahlussunnah Wal jama'ah dan telah mengembangkan ajaran seperti sifat Allah 20. Banyak tokoh pemikir Islam yang mendukung pemikiran-pemikiran dari imam ini, salah satunya yang terkenal adalah "Sang hujjatul Islam" Imam al Ghazali, terutama di bidang ilmu Kalam/ilmu Tauhid/Ushuludin. Walaupun banyak juga ulama yang menentang pamikirannya,tetapi banyak masyarakat muslim yang mengikuti pemikirannya. Orang-orang yang mengikuti/mendukung pendapat/faham imam ini dinamakan kaum/pengikut "Asyariyyah", dinisbatkan kepada nama imamnya. Di indonesia yang mayoritas penduduknya muslim banyak yang mengikuti paham imam ini, yang dipadukan dengan paham ilmu Tauhid yang dikembangkan oleh Imam Abu Manshur al Maturidy  Ini terlihat dari metode pengenalan sifat-sifat Allah yang terkenal dengan nama "20 sifat Allah", yang banyak diajarkan di pesantren-pesantren yang berbasiskan Ahlussunnah Wal Jama'ah dan Nahdhatul Ulama (NU) khususnya, dan sekolah-sekolah formal pada umumnya.
b.      Abu Manshur al Maturidy
Muhammad ibn Muhammad ibn Mahmud Abu Mansur al-Samarqandi al-Maturidi al-Hanafi (Bahasa Arab: محمد بن محمد بن محمود أبو منصور الماتريدي السمرقندي الحنفي) (wafat 333 AH / 944 ) adalah seorang cendekiawan muslim dan ahli di bidang ilmu kalam. Maturidi dilahirkan di Maturid, dekat Samarqand. Di bidang ilmu agama, beliau berguru pada Abu Nasr al ‘Ayadi and Abu Bakr Ahmad al Jawzajani. Ia banyak menulis tentang Mu’tazilah, Qarmati, dan Syah.
2.      Fiqih
Fiqih ialah ilmu yang membahas tentang tata cara ibadah, Fiqih Islam disebut juga hukum Islam. Tokoh-tokoh ilmu fiqih di antaranya Imam Hanafi, Imam Malik, Imam Syafi’i dan Imam Hambali. Keempat ulama itu disebut Imam Madzhab atau Imam Mujtahid.
a.      Imam Hanafi
Nama lengkap Imam Hanafi ialah Abu Hanifah al Nu’man bin Tsabit, berasal dari keturunan Persia dan lahir di Kufah (Irak) pada tahun 700 M. imam Hanafi adalah ulama besar. Ia menguasai berbagai ilmu agama, dan menyusun kitab yang berjudul Jamiiush Shaghiir dan Jamii’ul Kabiir. Kedua kitab itu sampai sekarang menjadi rujukan penting para ulama. Madzhab Hanafi banyak dianut di Turki, Syria, Afganistan, Turkestan dan India.
b.      Imam Malik
Imam Malik atau Malik bin Anas lahir di Madinah pada tahun 713 M. dan berasal dari Yaman. Salah seorang gurunya ialah Abdullah bin Ibnu Umar. Buku yang ditinggalkan Imam Malik bernama al Muwaththa, suatu buku yang sekaligus merupakan buku hadist dan buku fiqih. Muridnya yang terkenal adalah Imam Syafi’i. madzhab Maliki banyak dianut di Hejaz, Marokko, Tunisia, Libia, Mesir Selatan, Sudan, Bahrain dan kuwait.
c.      Imam Syafi’i
Muhammad bin Idris asy Syafi’i lahir di Ghazza (Palestina) pada tahun 767 M. dan berasal dari suku bangsa Quraisy. Imam Syafi’i adalah ulama yang cerdas, banyak menguasai ilmu agama, terutama hukum Islam. Pada usia 9 tahun ia telah hapal (hafizh) al Quran, dan usia 15 tahun telah menjadi guru besar di Makkah. Ia adalah ulama pertama yang menyusun Ilmu Ushul Fiqih, kitabnya yang terkenal adalah al Umm. Di antara muridnya yang terkenal ialah Ahmad bi Hambali (Imam Hambali). Madzhab Syafi’i banyak dianut di daerah Mesir, Palestina, Syiria, Lebanon, Irak, India, Indonesia, Yaman, dan juga di Iran.
d.      Imam Hambali
Ahmad bin Hambal lahir di Baghdad pada tahun 780 M. dan berasal dari keturunan Arab. Imam Hambali banyak menguasai ilmu agama, terutama ilmu hadist dan ilmu fiqih. Kitabnya yang terkenal adalah al Musnad. Penganut Madzhab Hambali terdapat di Irak, Mesir, Syria, Palestina dan Arabia.
3.      Akhlaq
Akhlaq ialah ilmu yang membahas perbuatn manusia. Akhlaq yang baik disebut akhlaqul karimah, sebaliknya akhlaq yang buruk disebut akhlaqul madzumah.
a.      Ibnu Miskawaih (wafat tahun 1030 M.)
Ahmad bin Muhammad bin Ya’kub Miskawaih lahir di Raiy (Irak) dan meninggal di Isfahan pada tahun 1030 M. ia adalah seorang filosof yang memusatkan perhatian pada akhlaq. Ibnu Miskawaih menyusun kitab akhlaq yang berjudul Tahzib al Akhlaq.
b.      Al Ghazali (1059-1111 M.)
Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad al Ghazali lahir di Ghazaleh di daerah Khurasan (Iran) pada tahun 1059 M. pada waktu mudanya, ia telah mulai mempelajari ilmu agama dan ilmu fiqih. Pada usia 32 tahun ia telah diangkat menjadi guru besar di Akademi Nizami di Baghdad. Imam Ghazali adalah ulama besar. Dia banyak meninggalkan buku yang masih dapat dibaca hingga sekarang, dan telah diterjemahkan kedalam berbagai bahasa. Bukunya yang terkenal dalam bidang filsafat adalah Maqashid al Falasifah (Pemikiran Kaum Filosof) dan Tahafut al Falasifah (Kekacauan Pemikiran Filosof-filosof). Selain buku-buku tersebut, al Ghazali meninggalkan pula Ihya Ulumuddin, yang mengandung ilmu-ilmu keagamaan dalam berbagai bidang, seperti Tauhid, Fiqih, Akhlaq dan Tasawuf.
B.     Tokoh-tokoh di bidang ilmu pengetahuan
Dunia mengakui, bahwa kaum Muslimin merupakan peletak dasar berbagai disiplin ilmu, macam-macam teori yang kaum Muslimin temukan, semuanya di ilhami dan dilandasi seruan al quran, yang menyerukan manusia supaya berfikir (tafakur). Dengan tafakur itulah lahir ilmu pengetahuan yang berkembang.
Perhatikan firman Allah SWT dalam al Quran:

إِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّماوا تِ وَ الْأَرْضِ وَاخْتِلَا فِ الَّيْلِ وَ النَّهَارِ لَأَايَاتِ لِأًوْلِي الْأَلْبَابِ
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya siang dan malam terdapat tanda bagi orang-orang yang berakal.”
(Q.S. Ali Imran, 3:190)

Kaum Muslimin benar-benar kaya akan penelitian dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan, dari aljabar, trigonometri, aritmatika, ilmu falak (astronomi), agraria, pertambangan, arkeologi, fisika, kimia, biologi, kedokteran dan lain sebagainya. Tumbuhnya ilmu pengetahuan di kalangan Muslim, dimulai sejak zaman Rasulullah, dan berkembang pada zaman Daulah Umayah, mencapai puncak kejayaannya pada zaman Daulah Abbasiyah. Disebelah Timur berpusat di Baghdad ( Irak), dan di Barat berpusat di Cordova (Spanyol).
Perpustakaan Islam terbesar yang tercatat dalam sejarah bernama “Baitul Hikmah” didirikan oleh Khalifah al Ma’mun di Baghdad pada tahun 830 M. sayang sekali, ketika bangsa Mongolid menyerang Baghdad, buku-buku yang sangat berharga di perpustakaan itu dihancur leburkan, sehingga sungai di Baghdad berubah warna menjadi hitam karena warna tinta dari buku.
Berikut ini akan dikemukakan beberapa tokoh Muslim di bidang ilmu pengetahuan beserta penemuan-penemuannya yang sangat bermanfaat, tidak saja bagi kaum Muslimin, tetapi juga bagi kesejahteraan umat manusia di seluruh dunia.
1.      Ilmu kimia
Para sejarawan mengakui, bahwa ilmu kimia merupakan ilmu kaum Muslimin. Para sarjana Muslim telah meletakan dasar-dasar teori yang kemudian diambil para ahli kimia di berbagai negara. Salah satu bukti mengenai hal ini, ternyata di perpustakaan-perpustakaan Prancis, Jerman, Italia dan Inggris terdapat beratus-ratus buku dari berbagai cabang ilmu kimia, yang ditulis para sarjana Muslim sebelum ilmu kimia berkembang di negara-negaraBarat.
Beberapa istilah kimia seperti alkohol, logam alkali dan alkali tanah, air raksa dan sebagainya berasal dari bahasa Arab. Logam alkali/alkali tanah merupakan unsur-unsur terpenting dalam kimia, seperti barium, magnesium, natrium, kalium, amonium, air raksa dan lain sebagainya. Selanjutnya kaum Muslimin pula yang menemukan teori-teori persenyawaan zat dan alat-alat yang menggunakan air raksa.
a.      Jabir bin Hayyan (wafat tahun 720 M)
Ia adalah penemu cara membuat baja, karbonat, timah, kertas yang tidak mudah terbakar dan lain-lain. Ia pula yang pertama kali berprinsip bahwa kekuatan magnit akan berkurang termakan zaman.
b.      Izzudin al Jaldaki (wafat tahun 1360 M)
Ia afalah ilmuwan pertama yang menerangkan bahaya menghirup gas dan uap yang ditimbuylkan oleh reaksi kimia. Teorinya itulah yang dijadikan dasar para ahli sekarang untuk menggunakan sarung tangan di laboraturium kimia, termasuk penggunaan masker.
2.      Kedokteran
Rasulullah SAW telah menugaskan bahwa setiap muslim harus menjaga tubuh agar senantiasa sehat. Demikian pula harus segera berobat apabila timbul penyakit.
Sabda Rasulullah SAW:
“ Berobatlah wahai hamba Allah, karena sesungguhnya Allah tidak membuat penyakit melainkan Allah (juga) menciptakan penawar (obatnya), kecuali satu penyakit.” Lalu ditanyakan: “Apa penyakit itu wahai Rasulullah?” Jawab beliau: “Ketuaan”.
(H.R. Baihaqi)
Untuk melaksanakan sabda Rasulullah SAW itu, kaum Muslimin harus belajar ilmu kedokteran.
a.      ar Razi / Razes (865-925 M)
Abu Bakar bin Zakaria ar Razi adalah dokter pertama yang melakukan percobaan pengobatan atas binatang sebelum percobaan terhadap manusia, dan ia memilih kera sebagai percobaan. Ia adalah dokter pertama yang menyusun ilmu kedokteran anak. Dibarat ar Razi disebut Razes.
b.      Ibnu Sina / Avicenna (980-1037 M)Ibnu Rusyd /Averoes (1126-1198 M.)
Nama aslinya adalah Husein bin Abdullah; di dunia Islam ia disebut Ibnu Sina, sedang dibarat adalah Avicenna. Ia merupakan dokter pertama yang menemukan sistem peredaran darah pada manusia 600 tahun sebelum William Harvery. Juga ia adalah dokter pertama yang melakukan operasi tumor ganas. Menurut Ibnu Sina penyakit maag (lambung) di antaranya karena gangguan jiwa. Bukunya al Qanun fit Thib (Canon Medicine) telah dicetak berpuluh-puluh kali dan selama enam ratus tahun, yakni sejak abad XII-XVII dipakai sebagai pelajaran dasar seluruh universitas di Barat. Banyak penulis Barat menamakannya dengan gelar “Bapak Dokter”, “Raja Obat” dan lain-lain.
c.      Ibnu Rusyyd / Averroes (1126-1198)
Di Barat Ibnu Rusyd dikenal dengan nama Averroes. Ia merupakan dokter pertama yang menemukan cara penularan bibit penyakit. Ia pula yang menganjurkan pemakaian sabun, dan menganjurkan membakar sesuatu saat wabah penyakit berjangkit karena asap yang ditimbulkan akan menangkal wabah tersebut. Ia pun menekankan bahwa olahraga sangat bermanfaat bagi kesehatan seseorang. Bukunya yang terkenal telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan judul Genneral Rules of Medicine (Tata cara Pengobatan).
3.      Ilmu alam
Al Quran banyak sekali menerangkan tentang alam beserta segala isinya. Berdasarkan hal itu, para sarjana Muslim menemukan berbagai teori tentang ilmu alam beserta cabang-cabangnya, seperti suara, panas, magnit, mekanika, gaya tarik (gravitasi) dan lain-lain.
a.      Ibnu Haitsam (wafat tahun 1093 M.)
Ia adalah pelopor dalam ilmu cahaya. Ia menemukan alat astiroskop, yaitu semacam teleskop yang ditemukan Galileo Galilei (1564-1581)
b.      Kamaludin al Farisi (lahir abad 6 H.)
Seperti Ibnu Haitsam, al Farisi merupakan alhi ilmu cahaya. Ia banyak menguraikan tentang pemantulan cahaya.
c.      Abu Rihan al Bairuni (973-1048 M.)
Ia adalah tokoh Hydrostatika. Disamping sebagai ahli fisika, ia juga seorang dokter penyakit, ahli astronomi, ahli obat-obatan, ahli matematika, ahli bumi dan sejarah. Karena itu kaum Muslimin menyebutnya “al Ustadz fil ‘Ulum” (Guru Berbagai Ilmu)
d.      Al Jaldaki
Ia adalah sarjana yang mempelajari gema suara dan penyebabnya.
e.      Ibnu Fadhlullah al Umari
Ia menyusun ensiklopedia ilmu alam, yang untuk pertama kali menerangkan secara lengkap tentang kompas, magnit, bumi dan magnit, dan lain-lain.
f.       Abdul Qadir Thabari
Ia menyusun buku yang menerangkan tabel tentang kualitas emas, air raksa, timah, perak, kuningan, besi, kaca dan lainya.
4.      Biologi
Dalam bidang ilmu hewan (zoologi), kaum Muslimin pun tidak ketinggalan. Dalam a Quran terdapat ayat-ayat tentang ilmu hewan, misalnya tentang adanya berbagai jenis binatang, susu hewan, bulu binatang yang sangat bermanfaat, dan lain-lain. Buku tentang ilmu hewan ditulis oleh Muhammad ad Damiri (1341-1405 M) yang berjudul Hayat al Hayawan (The Life of Animal). Kemudian Zakariya al Qazwini (1208-1283 M) menulis ensiklopedia hewan. Ibnu al Awwam (wafat tahun 1185 M.) membahas tentang pertanian dalam bukunya al Falah.
5.      Matematika
Umat Islam adalah yang menemukan geometri, aritmatika, dan aljabar. Muhammad bin Musa al Khawarizmi (lahir pada awal abad 8 M) menemukan daftar logaritma yang masih dipakai hingga sekarang. Istilah sinus, cosinus, tangen dan cotangen ditemukan oleh al Battani. Untuk teori bintang al Battani pula yang membagi 1 jam = 60 menit dan 1 menit = 60 detik.
Jam air adalah jam pertama yang dipergunakan umat manusia, ditemukan sekitar pertengan abad 8 M. jam automatik pernah dikirim oleh khalifah Harun ar Rasyid (wafat tahun 809 M) kepada kaisar Charlemagne di Eropa. Karena waktu itu masyarakat Eropa masih terbelakang, jam automatik yang dikirimkan khalifah Harun ar Rasyid itu dilempari orang dengan batu, sebab disangka ilmu sihir yang mendapat pengaruh dari syaitan dan jin.
6.      Astronomi
Ilmu falak (astronomi) lahir pada masa kekuasaan Khalifah al Ma’mun (813-833 M), yaitu dengan berdirinya observatorium di Baghdad. Nasir ad Din Tusi (wafat 1274 M) berhasil menghitung jadwal perjalanan dan letak bintang. Di observatoriumnya, terdapat alat untuk mengukur gerhana bulan/matahari dan alat pengukur khatulistiwa (khat= garis, istiwa=lurus)
7.      Ilmu sosial
Al Mawardi dan Ibnu Khaldun adalah sarjana Muslim yang terkenal. Al Mawardi (975-1058 M) seorang ahli hukum yang telah menulis dengan judul al Hikam as Sulthoniyah (Undang-undang Negara). Ibnu Khaldun (1332-1406 M) banyak menyusun buku tentang kemasyarakatan (sosiologi). Dalam bidang pariwisata, kaum Muslimin memiliki Abdullah Allawati at Tanji (lahir tahun 1304 M) yang lebih dikenal dengan nama Ibnu Bathuthah. Selama 28 tahun ia telah menempuh perjalanan secara terus-menerus, melalui Aljajair, Tunisia, Palestina, sampai ke Indonesia. Ia merupakan orang pertama yang mengadakan perjalan sepanjang beribu-ribu mil. Dalam perjalanannya, ia selalu mencatat segala sesuatu yang ditemuinya, misalnya mengenai adat istiadat masyarakat, mata pencaharian dan sebagainya. Catatan-catatannya itu sangat membantu dalam usaha menyebarluaskan syiar Islam (da’wah).

Bisa anda Download dalam Foramat Doc/x

Sumber Buku Pendidikan Agama Islam & Wikipedia

Popular posts from this blog

SEJARAH KHAT RAIHANI

PENGERTIAN KHAT (KALIGRAFI ARAB)

SEJARAH KHAT RIQ'AH