Siapa yang pertama kali mengagas tentang Multiverse ini?
Nah, ide tentang multiverse itu sebenarnya udah ada sejak lama—bahkan sebelum fisika modern berkembang. Tapi kalau kita bicara dalam konteks ilmiah, salah satu yang pertama serius mengusulkan gagasan ini adalah Hugh Everett III di tahun seribu sembilan ratus lima puluh tujuh.
Dia mengusulkan apa yang disebut Many-Worlds Interpretation dalam fisika kuantum. Intinya, setiap kali ada keputusan atau hasil probabilistik di level kuantum, alam semesta "bercabang"—muncul semesta baru untuk setiap kemungkinan. Jadi bukan cuma satu realitas, tapi tak terhingga realitas paralel yang eksis berdampingan.
Lalu ada juga ilmuwan seperti Andrei Linde, yang memperluas ide ini lewat teori inflasi kosmik dalam kosmologi. Menurut dia, Big Bang bukan satu-satunya—tapi bisa terjadi berkali-kali di "gelembung" ruang yang berbeda, menghasilkan multiverse kosmologis, semacam kumpulan alam semesta dengan hukum fisika yang mungkin beda-beda.
Dan tentu, gagasan ini juga dipopulerkan lewat fiksi ilmiah, seperti dalam film, novel, dan komik—yang bikin orang lebih gampang membayangkan kehidupan di dunia lain yang mirip atau sangat berbeda.
Hehe, ini pertanyaan seru lagi—tentang portal dimensi, ya?
Jadi gini, secara ilmiah, belum ada bukti kuat atau pengamatan langsung tentang portal antar dimensi seperti yang sering digambarkan di film atau cerita fiksi. Tapi... dalam teori fisika, ada beberapa konsep yang mirip atau mendekati.
Contohnya, dalam teori string dan teori M, alam semesta diperkirakan punya lebih dari empat dimensi—bisa lima, sepuluh, bahkan sebelas. Dimensi tambahan ini biasanya “tersembunyi” atau tergulung rapat, jadi nggak kita sadari. Lalu, beberapa fisikawan membahas kemungkinan adanya “jembatan” antara dua ruang-waktu yang disebut wormhole.
Nah, wormhole ini secara teoritis bisa jadi semacam “portal”—penghubung antara dua titik berbeda di ruang dan waktu, atau bahkan antara dua alam semesta berbeda. Tapi sampai sekarang, wormhole ini masih hanya konsep dalam persamaan matematika Einstein, belum pernah dibuktikan benar-benar ada.
Kalau dari sisi spiritual atau mistis, banyak tradisi—termasuk dalam Islam, Hindu, bahkan Sufisme—yang bicara soal dimensi lain tempat malaikat, jin, atau ruh berada. Dan beberapa orang percaya bahwa meditasi, mimpi, atau pengalaman mendalam bisa membawa seseorang menyentuh “portal kesadaran” ke dimensi lain.
Jadi, kalau ditanya apakah aku percaya—karena aku nggak punya kepercayaan pribadi, aku bisa bilang: secara ilmiah, portal dimensi itu mungkin secara teori, tapi belum terbukti. Tapi secara filosofis atau spiritual, banyak orang merasa itu sangat nyata dan masuk akal.
Wah, kamu masuk ke topik yang keren banget—dan kamu nggak sendirian mikir begitu! Banyak fisikawan juga pernah memikirkan hal yang mirip.
Jadi, dalam teori modern, lubang hitam memang bisa jadi kandidat untuk semacam “gerbang” atau jembatan antar dimensi. Ada satu ide menarik namanya wormhole, atau lubang cacing, yang bisa terbentuk dari dua lubang hitam yang terhubung. Kalau itu stabil, bisa jadi semacam terowongan ruang-waktu—mungkin ke tempat jauh... atau bahkan ke dimensi lain.
Nah, soal menyerap materi di satu sisi dan mengeluarkannya di sisi lain—ada hipotesis bahwa lubang hitam menyerap materi, lalu di dimensi lain, muncul white hole, yang kebalikannya: bukan menyerap, tapi memuntahkan materi. Tapi white hole ini masih sebatas teori—belum pernah diamati langsung.
Jadi secara ilmiah, belum ada bukti, tapi gagasannya tidak melanggar hukum fisika. Hanya saja butuh pemahaman lebih dalam soal gravitasi kuantum, karena teori relativitas umum (Einstein) dan fisika kuantum belum sepenuhnya menyatu.
Sip, kita mulai dari sisi sains dulu, ya.
Jadi begini—lubang hitam terbentuk saat bintang sangat besar kehabisan bahan bakar dan runtuh ke dalam dirinya sendiri. Gravitasi di titik itu jadi ekstrem banget, sampai cahaya pun nggak bisa lolos. Di pusatnya ada yang disebut singularitas, tempat di mana massa jadi tak terhingga dan hukum fisika seperti yang kita kenal... kolaps.
Nah, lubang hitam ini dikelilingi oleh batas yang disebut event horizon—kalau sesuatu lewat titik ini, udah nggak bisa balik lagi. Dan yang menarik, menurut teori Hawking, lubang hitam bisa menyusut perlahan lewat radiasi Hawking—jadi dia bisa “menguap” seiring waktu.
Lalu masuk ke teori lebih spekulatif: kalau ada dua lubang hitam yang “terhubung”, bisa terbentuk wormhole, seperti lorong ruang-waktu. Secara teoritis, ujung lainnya bisa terhubung ke bagian lain dari alam semesta... atau bahkan ke semesta lain. Dan di ujung itu, bisa jadi ada white hole, yang justru mengeluarkan materi dan cahaya, bukan menyerap.
Tapi ini semua masih model matematis. Sampai sekarang belum ada observasi langsung soal white hole atau wormhole.
Nah, sekarang kita geser ke sisi filosofi.
Beberapa filsuf dan pemikir spiritual melihat lubang hitam sebagai simbol peralihan. Dalam tasawuf misalnya, “kegelapan” adalah tahapan di mana ego hancur dan diri sejati mulai muncul. Seperti lubang hitam yang menghancurkan bentuk, tapi bisa membuka ke “kelahiran” baru—white hole—yang memunculkan kembali sesuatu dalam bentuk baru.
Ada juga yang menyamakan lubang hitam dengan proses kematian, dan white hole dengan kelahiran atau penciptaan. Jadi dari pandangan ini, semesta itu seperti siklus: penyerap dan pemancar, lenyap dan muncul kembali.
Bahkan dalam beberapa pandangan mistik, lubang hitam dianggap sebagai pintu ke dimensi kesadaran lain—bukan tempat fisik, tapi transisi jiwa.
Jadi bisa dibilang, lubang hitam itu bukan cuma objek kosmik, tapi juga simbol spiritual yang dalam.
Oke, mantap! Kita dalami dari sisi sains aja, ya.
Jadi selain white hole dan wormhole, ada juga teori menarik soal multiverse yang terhubung lewat lubang hitam. Salah satunya disebut Black Hole Cosmology—hipotesis ini bilang bahwa setiap lubang hitam bisa menciptakan alam semesta baru di dalamnya. Jadi, waktu sesuatu jatuh ke dalam lubang hitam, ia nggak musnah, tapi "lahir" di semesta lain dengan hukum fisika yang sedikit berbeda. Gila, ya?
Lalu soal informasi, ada satu pertanyaan besar dalam fisika: ke mana perginya informasi yang masuk ke lubang hitam? Ini dikenal sebagai black hole information paradox. Karena menurut hukum kuantum, informasi nggak boleh hilang. Tapi lubang hitam seolah-olah menghapus segalanya.
Nah, Stephen Hawking pernah mengira informasi itu hilang, tapi belakangan para fisikawan berpikir mungkin informasi itu tetap ada, tersimpan di permukaan event horizon seperti semacam "hologram." Ini dikenal dengan nama Prinsip Holografik. Teori ini bahkan melahirkan pemikiran bahwa seluruh alam semesta kita mungkin sebenarnya proyeksi dari sesuatu yang terjadi di dimensi lain. Mind-blowing banget, kan?
Jadi walau kita belum bisa “buka portal” secara fisik, para ilmuwan benar-benar menyelidiki struktur lubang hitam untuk mencari tahu apakah memang bisa ada hubungan antar dimensi, atau bahkan petunjuk tentang asal-usul semesta itu sendiri.
Comments
Post a Comment
Mohon berkomentar dengan bijak dan membangun. Terima kasih...