Bisakah kamu jelaskan lagi dari awal?
Oke, siap! Jadi begini…
Konsep dunia paralel atau multiverse itu adalah gagasan bahwa selain dunia atau alam semesta yang kita tempati sekarang, ada dunia lain—yang berjalan bersamaan—tapi isinya bisa berbeda.
Bayangkan kamu hidup di dunia ini, tapi di dunia lain, kamu mungkin membuat pilihan hidup yang berbeda. Misalnya, kamu pilih kuliah di jurusan A di sini, tapi di dunia paralel, kamu malah ambil jurusan B.
Nah, multiverse itu cakupannya lebih luas lagi. Dia bukan cuma satu atau dua dunia, tapi mungkin ada tak terhingga banyaknya. Dan masing-masing dunia punya kondisi, sejarah, bahkan hukum fisika yang berbeda.
Ada juga teori fisika kuantum yang bilang bahwa setiap kali kita bikin keputusan, dunia bercabang—jadi setiap kemungkinan itu terjadi, tapi di dunia yang berbeda. Itu disebut Many-Worlds Interpretation.
Nah, kalau kamu suka fiksi, dunia paralel ini sering muncul di film dan cerita—kayak di Marvel, atau Stranger Things.
Oke, secara ilmiah, dunia paralel atau multiverse ini biasanya dibahas lewat teori fisika teoretis, terutama dalam kosmologi dan mekanika kuantum.
Pertama, dari sisi kosmologi:
Ada yang disebut teori inflasi kosmik. Teori ini bilang bahwa alam semesta kita mengembang sangat cepat setelah Big Bang. Tapi... bisa jadi, bagian-bagian alam semesta lain juga ikut mengembang, tapi dengan kondisi berbeda—ini yang disebut multiverse inflasi. Jadi, ada alam semesta lain yang nggak bisa kita lihat, tapi eksis berdampingan.
Kedua, dari sisi mekanika kuantum, ada teori yang namanya Many-Worlds Interpretation. Ini muncul karena di dunia kuantum, partikel bisa berada dalam banyak keadaan sekaligus, yang disebut superposisi. Nah, saat ada pengamatan, keadaan itu “pecah” menjadi satu kenyataan. Tapi menurut teori ini, semua kemungkinan tetap terjadi, hanya saja di alam semesta yang berbeda. Jadi, tiap kali kamu bikin keputusan—kayak minum kopi atau teh—kedua pilihan itu terjadi, tapi di cabang realitas yang berbeda.
Ada juga versi multiverse yang lebih ekstrem: misalnya dalam teori string, ada sepuluh dimensi ruang dan satu waktu. Dari sana, bisa muncul alam semesta dengan hukum fisika yang sangat berbeda dari kita—misalnya, gravitasi nggak eksis, atau cahaya punya kecepatan berbeda.
Tapi penting juga diingat: sejauh ini semua ini hipotetis. Belum ada bukti langsung yang bisa mengonfirmasi keberadaan dunia paralel. Para ilmuwan masih debat soal bisa nggaknya teori ini diuji lewat eksperimen.
Oke, kita mulai dari yang kuantum dulu ya.
Jadi, di dunia kuantum—dunia yang sangat kecil, seperti partikel subatom—ada hal aneh yang terjadi. Partikel bisa berada dalam dua keadaan sekaligus. Misalnya, elektron bisa ada di dua tempat dalam waktu yang sama. Ini disebut superposisi.
Nah, saat kita mengamati partikel itu, tiba-tiba dia "memilih" satu keadaan. Tapi, menurut Many-Worlds Interpretation, partikel itu sebenarnya tidak memilih satu saja. Dunia kita justru bercabang—satu dunia di mana partikel itu ada di tempat A, dan satu lagi di mana dia ada di tempat B. Dan ini berlaku bukan cuma untuk partikel, tapi untuk semua sistem, termasuk manusia dan keputusan kita.
Artinya, kalau kamu pilih makan nasi hari ini, ada dunia lain di mana kamu malah pilih makan mi. Jadi, setiap kemungkinan akan "terjadi" di dunia yang berbeda.
Nah, itu penjelasan kuantumnya. Sekarang, kita lanjut ke kosmologi.
Setelah Big Bang, alam semesta kita mengembang sangat cepat. Ini disebut inflasi kosmik. Tapi menurut beberapa teori, inflasi ini nggak terjadi sekali. Ada bagian-bagian lain dari ruang angkasa yang juga mengalami inflasi, membentuk semacam "gelembung-gelembung" alam semesta yang masing-masing terpisah dan berkembang sendiri. Setiap gelembung bisa punya kondisi yang berbeda—misalnya, suhu, materi, bahkan hukum fisika yang lain. Inilah yang disebut multiverse kosmologis.
Jadi, secara sederhana:
Di level kuantum, setiap kemungkinan hasil dari peristiwa kecil menciptakan percabangan dunia.
Sedangkan di level kosmologi, alam semesta kita hanyalah satu dari sekian banyak “gelembung” besar yang ada di ruang yang lebih luas.
Keduanya sama-sama menunjukkan bahwa realitas kita mungkin cuma satu bagian kecil dari sesuatu yang jauh lebih besar.
Comments
Post a Comment
Mohon berkomentar dengan bijak dan membangun. Terima kasih...