Gelombung itu apa dan bagaimana gelombung itu terbentuk?
Pertanyaan bagus! Jadi, "gelembung" di sini maksudnya bukan gelembung sabun ya—tapi istilah kiasan dalam kosmologi. Aku jelaskan pelan-pelan ya.
Setelah Big Bang, alam semesta kita mengalami sesuatu yang disebut inflasi, yaitu pengembangan super cepat dalam waktu yang sangat singkat. Tapi teori ini juga bilang, inflasi itu bisa terjadi terus-menerus di bagian lain dari ruang yang sangat besar, seperti lautan besar yang terus mengembang.
Nah, kadang-kadang, inflasi itu berhenti di satu titik dan membentuk wilayah yang “tenang”. Wilayah itu jadi seperti satu alam semesta sendiri—itulah yang disebut gelembung alam semesta. Kita hidup di salah satu gelembung itu.
Sementara itu, di bagian lain dari lautan kosmik tadi, inflasi masih terus berjalan dan membentuk gelembung-gelembung baru. Setiap gelembung itu jadi semacam alam semesta paralel, yang tidak bisa saling berinteraksi karena terpisah sangat jauh dan terus menjauh satu sama lain dengan kecepatan tinggi.
Jadi, secara sederhana:
Gelembung terbentuk saat inflasi berhenti di satu titik, dan bagian itu mendingin, lalu menjadi satu alam semesta yang stabil—seperti tempat kita hidup sekarang.
bisa nggak semua ini dibuktikan, ya?
Nah, ini bagian yang agak rumit dalam dunia sains. Karena dunia paralel atau multiverse itu, secara teori, terpisah dari kita, maka... kita nggak bisa melihat atau berinteraksi langsung dengannya. Itu jadi tantangan besar buat para ilmuwan.
Untuk Many-Worlds Interpretation dari fisika kuantum, masalahnya adalah: semua cabang dunia itu tidak pernah saling bertemu lagi. Jadi meskipun menurut teori, dunia bercabang terus, kita cuma bisa hidup dan sadar di satu cabang. Enggak ada cara langsung buat melompat ke cabang lain atau membuktikan bahwa cabang itu memang ada.
Sedangkan untuk multiverse kosmologis, ada ide bahwa tabrakan antar gelembung bisa meninggalkan jejak—kayak pola-pola aneh di latar belakang radiasi kosmik (CMB). Tapi sejauh ini, belum ada bukti kuat yang mendukung itu.
Jadi intinya:
Secara teoritis, multiverse dan dunia paralel bisa dijelaskan dengan matematika dan logika fisika. Tapi secara eksperimental atau observasional, kita masih belum bisa membuktikannya. Itulah kenapa banyak ilmuwan masih debat: apakah ini ilmu, atau sekadar spekulasi yang belum bisa diuji?
kenapa ilmuwan tetap tertarik, meskipun belum bisa dibuktikan ya.
Alasannya, karena multiverse ini bisa menjawab banyak pertanyaan besar yang belum bisa dijelaskan dengan baik. Misalnya:
Kenapa hukum fisika di alam semesta kita pas banget buat kehidupan? Kenapa konstanta alam semesta—kayak gaya gravitasi, muatan elektron, dan kecepatan cahaya—punya nilai yang sangat “tepat”?
Kalau nilai-nilainya sedikit saja berbeda, mungkin bintang nggak terbentuk, planet nggak ada, atau kehidupan mustahil. Ini disebut masalah fine-tuning.
Nah, kalau ada banyak alam semesta di luar sana, masing-masing dengan hukum dan kondisi berbeda, maka wajar kalau di salah satunya kebetulan muncul kehidupan. Kita ada di sini bukan karena semesta ini istimewa, tapi karena semesta ini satu dari banyak kemungkinan, dan cuma di sinilah kehidupan bisa muncul. Ini disebut prinsip antropik.
Selain itu, teori multiverse juga muncul secara alami dari teori-teori lain yang sangat kuat, kayak:
– Teori inflasi kosmik (yang udah banyak didukung data)
– Mekanika kuantum
– Teori string
Jadi, walaupun buktinya belum ada, multiverse jadi seperti “bonus logis” dari teori-teori yang udah ada. Itu sebabnya banyak fisikawan merasa, "kalau kita tolak multiverse, kita juga harus tolak teori-teori yang selama ini sangat berhasil."
Kalau kamu mikir soal ini, pasti muncul pertanyaan seru:
Kalau ada dunia paralel tempat kita bikin pilihan yang berbeda, apakah versi lain dari diri kita juga punya kesadaran?
Nah, ini bagian yang super menarik—dan juga agak bikin merinding kalau dipikirin dalam-dalam ya.
Kalau kita terima teori Many-Worlds, maka setiap keputusan yang kamu ambil menciptakan versi baru dari dirimu di semesta paralel. Jadi, ada “kamu” lain di luar sana yang mungkin:
– Nggak pernah bertemu orang yang kamu kenal sekarang
– Mengambil jalan hidup yang sangat berbeda
– Bahkan bisa jadi orang yang sangat berlawanan dengan kamu sekarang
Pertanyaannya: apakah versi lain dari kamu itu sadar?
Apakah mereka merasakan hidup seperti yang kamu rasakan?
Dan kalau iya... apakah mereka juga bertanya-tanya tentang kamu?
Ini membawa kita ke topik tentang kesadaran. Sampai sekarang, kesadaran itu masih misteri besar. Kita belum tahu pasti bagaimana otak menghasilkan kesadaran. Jadi, kalau ada alam semesta lain dengan versi kamu yang secara fisik sama, kemungkinan besar mereka juga punya kesadaran sendiri, merasa seperti “aku” yang berbeda, tapi sebenarnya kamu juga.
Bayangkan gini: kamu sedang minum teh. Di dunia lain, kamu minum kopi. Versi “kamu” yang sedang minum kopi itu merasa bahwa itulah realitasnya. Dia nggak tahu bahwa kamu di sini sedang mikirin dia.
Dan karena setiap pilihan menciptakan cabang baru... berarti jumlah “kamu” itu nggak terhitung banyaknya. Masing-masing punya cerita hidup sendiri. Menyedihkan atau membahagiakan, tergantung keputusan yang diambil.
Ini juga ngebuka pertanyaan filosofis:
Apa itu "diri kita yang sejati"?
Kalau ada banyak versi dari kita, apakah satu lebih “nyata” dari yang lain?
Atau semuanya sah sebagai realitas, hanya saja kita sadar di satu jalur?
Comments
Post a Comment
Mohon berkomentar dengan bijak dan membangun. Terima kasih...